Thursday, May 16, 2013

Tata Ejaan dalam Bahasa Indonesia

Hmmm, langsung aja deh ya?
Gue lagi bingung mau nulis apaan.. :|
Intinya kali ini gue mau bagi-bagi makalah Bahasa Indonesia lagi.. :D
Kali ini judul makalah yang mau gue bagi adalah "Tata Ejaan dalam Bahasa Indonesia"..
Sama kaya makalah-makalah sebelumnya, makalah ini juga dibuat sama temen-temen gue sewaktu ikut mata kuliah Bahasa Indonesia, jadi berterimakasih lah pada mereka..
Berikut adalah sedikit preview-nya, Silakan dibaca guys...



BAB I
PENDAHULUAN



1.1. Latar belakang

Dalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alat berkomunikasi. Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Berbagai faktor turut menentukan pemilihan tersebut, seperti penulis, pembaca, pokok pembicaraan, dan sarana.
Dalam situasi resmi, misalnya dalam kegiatan ilmiah, sudah sepantasnya digunakan bahasa Indonesia ragam baku. Salah satu ciri ragam bahasa ilmiah ialah benar (Nazar, 2004: 101; bandingkan pula Djajasudarma, 1999: 128). Pemahaman benar yaitu menyangkut kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia baku. Ragam bahasa baku dipahami sebagai ragam bahasa yang dipandang sebagai ukuran yang pantas dijadikan standar dan memenuhi syarat sebagai ragam bahasa orang yang berpendidikan. Kaidah yang menyertai ragam baku mantap, tetapi tidak kaku, cukup luwes sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di berbagai bidang. Hal ini tentu saja dalam kerangka bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik dalam pemahaman sesuai dengan situasi dan benar dalam pemahaman sesuai dengan kaidah tata bahasa (Sugihastuti, 2003: 9).
Bahasa dalam laporan penelitian, sebagaimana telah dijelaskan, memilih ragam baku sebagai sarananya, benar kaidahnya, dan memenuhi ciri sebagai ragam standar orang berpendidikan. Namun, pada kenyataannya masih banyak ditemukan kesalahan dalam berbagai tataran bahasa, termasuk dalam penggunaan Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan sebagaimana telah dipahami bersama adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang itu. Secara teknis yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin & Tasai, 2004: 170; baca pula Mustakim, 1996; Rahardi, 2003). Oleh karena itu, penguasaan ejaan mutlak diperlukan bagi seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan ilmiah. Berikut ini disajikan kaidah ejaan yang sering dilanggar berikut pembetulannya (contoh-contoh diambil dari Nazar, 2004).


1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Memahami pengertian ejaan.
2. Mengetahui sejarah tentang ejaan.
3. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan ejaan dalam bahasa Indonesia serta bagian-bagiannya
4. Mempelajari serta memahami fungsi kata ejaan dalam bahasa Indonesia.
5. Mempelajari serta memahami penggunaan kata ejaan dalam kehidupan sehari-hari


BAB II
PENERAPAN KAIDAH EJAAN


2.1.  Pengertian Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca.
Ejaan resmi yang digunakan di Indonesia sampai sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang mulai digunakan secara resmi di Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1972.

2.2. Sejarah Singkat
         Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Prof. Charles Van Ophuijsen di bantu oleh Engku Nawawi gelar Sultan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen ditulis dalam buku yang berjudul Kitab Logat Melajoe. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesi.
         Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukit Tinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia. Ejaan ini akhirnya digantikan ole Ejaan Republik pada 17 Maret 1947............................

Gimana? Mau download makalah di atas?
Silakan Klik Disini....
Wassalam...

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar apapun asalkan terbebas dari SARA, junk, dan SPAM. .

 
Share